Busana pesta adalah busana yang
digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya
yaitu pagi, siang, malam (Prapti Karomah dan Sicilia S, 1998:8-9). Menurut Enny
Zuhny Khayati (1998) busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada
kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur,
baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati (1993:70)
busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang
menarik sehingga kelihatan istimewa.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta
dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain,
hiasan, maupun teknik jahitannya.
1.
Penggolongan Busana Pest
Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) dan Sri
Widarwati (1993) busana pesta dikelompokkan menjadi:
a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan
pada kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari
bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau,
sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu
gelap.
b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak
lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak
mencolok.
c. Busana Pesta Malam Busana
pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari.
Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana
kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok,
baik mode ataupun hiasannya lebih mewah.
d. Busana Pesta Malam
Resmi Busana pesta malam resmi adalah
busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan
tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah.
e. Busana Pesta
Malam Gala Busana pesta malam gala adalah
busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan
ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya : Backlees (punggung
terbuka), busty look (dada terbuka), decolette look (leher
terbuka) dan lain-lain.
2.
Karakteristik Busana Pesta
Untuk menghasilkan sebuah busana
pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu
mempertimbangkan karakteristik dari
busana pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain :
a.
Siluet
Busana Pesta
Menurut Sri Widarwati (1993) siluet
busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam
suatu desain. Siluet adalah garis luar (bayangan) suatu busana (Sicilia
Sawitri, 1994:57). Penggolongan siluet dibagi beberapa macam :
Bentuk dasar:
Penggolongan siluet menurut bentuk
dasar dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)
Siluet lurus atau pipa (straigh/tabular)
b)
Siluet lonceng (bell-shape/bouffant shilouette)
c)
Siluet menonjol (bustle shilouette)
2)
Pengaruh tekstur
Siluet berdasarkan pengaruh tekstur
dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi.
Kesan usia:
Berdasarkan kesan usia, siluet
dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja (flapper
shilouette) dan siluet dengan kesan dewasa (mature shilouette)
Berdasarkan bentuk yang ada di alam
siluet dibedakan menjadi 4 yaitu:
a)
Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih
dibedakan lagi menjadi 3 yaitu :
(1)
Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu
mengecil, bagian dada besar (membentuk buah dada) bagian pinggang mengecil dan
bagian rok melebar.
(2) Pegged
skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang,
membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil.
(3) Siluet
flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di
pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan
gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar.
(4)
Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai
karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali,
lengan raglan atau lengan dolman.
b)
Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari
atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu
siluet persegi panjang (rectangle), siluet trapesium (trapeze),
siluet taji (wedge), dan siluet tunik ( T shape)
c)
Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian
belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi
tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas.
b)
Bahan Pembuatan Busana Pesta
Bahan yang digunakan untuk busana
pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu
menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus
terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain – lain (Enny Zuhni
Khayati, 1998:2). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) bahan yang digunakan
untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan
sebagainya. Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang
berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni
Khayati (1998:9)
c)
Warna Busana Pesta
Warna yang digunakan dalam pembuatan
busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam
biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut,
seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah
menyala dan biru gelap (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Sedangkan
menurut Sri Widarwati (1993) pemilihan warna busana pesta berbeda, harus
disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk
busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak,
atau warna-warna yang mengkilap.
d)
Tekstur Bahan Busana Pesta
Tekstur adalah sifat permukaan dari
suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut
antara lain: kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang
(transparan), (Sri Widarwati, 1993 : 14). Tekstur terdiri dari bermacam-macam
yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus
terang, tekstur mengkilap dan kusam (Arifah A Riyanto, 2003 : 47). Menurut Enny
Zuhni Khayati (1998) tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin,
mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman
pada waktu dikenakan.
0 komentar:
Posting Komentar