Universitas Negeri Malang

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MAKALAH ANALISIS BUSANA KHAS NEGARA RUSIA DAN SUMATERA UTARA

ANALISIS BUSANA KHAS NEGARA RUSIA DAN
SUMATERA UTARA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Keserasian Berbusana
Yang dibina oleh Dra. Agus Hery Supadmi Irianti, M.Pd

Oleh
 Berliani Solehah              (110544433021)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TATA BUSANA
Januari 2013


Judul:  Analisis  Busana Khas Negara Rusia dan Sumatera Utara

A.      Latar Belakang
Setiap negara atau wilayah memiliki karakteristik berbeda sebagai identitas yang diwujudkan dalam bentuk pakaian adat atau khas, adat istiadat, lagu-lagu daerah, maupun bahasa. Hal tersebut dapat dijadikan suatu ciri khas dari setiap negara atau daerah yang secara umum bertujuan agar mudah dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu identitas suatu wilayah adalah bentuk pakaian atau busana yang digunakan. “Busana merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang” (Siskawati, 2010:1).
Pakaian sudah dikenal manusia sejak zaman purbakala, dan selalu berkembang sesui dengan zamannya terutama baju wanita yang memiliki banyak variasi model dan telah menjadi ciri khas suatu negara. Bangsa yang satu mengenal bangsa yang lainnya melalui pakaian tradisisonal mereka. Sampai sekarang ini pakaian tradisonal masih digemari terutama pada acara-acara khusus. terutama pakaian tradisonal wanita yang sangat menarik dan memiliki nilai budaya yang tinggi.  “Seiring  dengan perkembangan zaman, busana juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, atau pun kedudukan seseorang yang memakainya” (Bryka, 2012:1). Selain sebagai alat pelindung diri, busana juga berfungsi sebagai  tempat penuangan ide dan  kreativitas seseorang untuk tetap mempertahankan budaya yang dimiliki dan sebagai identitas suat daerah atau negara. Busana yang berkembang begitu cepat, tidak membuat teori busana yang ada menjadi hilang dan berubah seluruhnya Masyarakat menganggap bahwa pakaian warisan budaya dianggap kuno. Sehingga kebudayaan-kebudayaan tersebut kurang dikenal oleh masyarakat secara luas. Perlunya mengetahui karakteristik kebudayaan daerah atau negara lain sangat penting dalam menambah wawasan juga sebagai warga negara dapat mengenal kebudayaan atau identitas dari daerah atau negara lain agar tidak buta dalam berwawasan dan tidak mengunggulkan egois isme untuk mengenal identitas daerah atau negara lain. Begitu banyak daerah dan negara yang memiliki karakteristik yang berbeda. Kemungkinan ada persamaan itu berasal dari asal mula dahulunya misalnya saja suatu negara pernah bersatu kemudian bercerai mendirikan negara sendiri, hal ini dapat menciptakan persamaan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, makalah ini berjudul Analisis  Busana Khas Negara Rusia dan Sumatera Utara. Topik ini sangat penting untuk dibahas karena pentingnya mengetahui dan mengenal karakteristik dari sudut bentuk pakaian yang digunakan dalam acara adat, sehari-hari, dan hari-hari besar lainnya, selain itu juga dapat menambah wawasan mengenai identitas negara dan daerah lainnya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana busana khas negara Rusia beserta perbedaan dalam setiap acara atau adat ketika memakai busana?
2.      Bagaimana busana khas pulau Sumatera Utara beserta perbedaan dalam setiap acara atau adat ketika memakai busana?


C.      Tujuan Masalah
1.      Mendeskripsikan busana khas negara Rusia beserta asessorisnya?
2.      Mendeskripsikan busana khas pulau Sumatera Utara beserta asessorisnya?











D.      Pembahasan
1.      Busana Khas Negara Rusia Beserta Asessorisnya

Kostum  tradisional Rusia mulai mengambil bentuk dalam 12-13 abad yang lalu. Selama periode tersebut ketika proses formatif intensif ethnos Rusia sedang berlangsung. Kostum Rusia, seperti pakaian dari semua penduduk Slavia di Eropa Timur - yaitu Ukraina dan Byelorussians - cukup aneh dan sesuai dengan kehidupan bangsa anakan. Sampai abad ke-18 itu dilengkapi dengan baik semua lapisan masyarakat Rusia yang  dikenakan oleh kaisar, bangsawan, pedagang, pengrajin, dan petani.
Kostum bangsawan adalah gaya Byzantium. Pada abad ke-17 datanglah beberapa pinjaman dari Polandia, seperti kaftan Polandia (pakaian panjang luar manusia) dan mantel bulu Polandia
Gaun para bangsawan terbuat dari kain mahal, dengan menggunakan emas, perak, perals dan kancing  mahal. Pakaian seperti itu sering digunakan. Potongan kostum tetap tidak berubah selama berabad-abad.
Jenis lainnya ada Zipu adalah milik laki-laki atau pakaian luar wanita. Istilah ini menjadi dikenal di abad ke-17. Kembali maka berdiri untuk jaket pria pendek menguraikan tokoh dan dengan lengan yang sempit

Kazakin adalah milik laki-laki atau pakaian luar wanita untuk musim semi, musim panas, musim gugur, dan di beberapa daerah, untuk musim dingin. memiliki kerah berdiri-up atau kerah sepanjang leher. Kazakin itu dijahit dari kain pabrik-berputar, seperti Broadcloth, moleskin, warna kekuning-kuningan, dll, biasanya dengan suatu lapisan.
Sarafan adalah pakaian wanita tanpa lengan tradisional, populer di kalangan rakyat bagian utara dan tengah Eropa Timur. Ada beberapa varietas sarafan. Nama yang sama digunakan di masa lalu untuk menunjukkan kaftan lama pria pemotongan tertentu. Sarafan ini juga banyak digunakan sebagai gaun panjang wanita di Rusia dari zaman dahulu. Dari abad ke-19 itu terutama dikenakan oleh gadis petani dan perempuan di daerah utara dan tengah Rusia, di wilayah Volga.
sarafan.jpg


Lapti, Tradisional Bast Sepatu. Dalam Rusia persepsi dari alas kaki dikenal sebagai lapti adalah salah satu simbol paling penting dari mode nasional tradisional hidup.
Lapti terbuat dari kulit kayu pohon birch adalah kulit pohon atau bahan utama alas kaki petani di Rusia sampai pertengahan abad ke 19

Valenki
adalah sepatu musim dingin laki-laki dan perempuan 100% dari wol domba.
alas kaki dengan puncak yang tinggi, jari kaki bulat, dan sol datar tanpa sepatu hak tinggi.
Headwear dalam kostum tradisional Rusia terutama diawetkan bentuk dekat dengan periode pra-Mongolia. Namun, mereka menjadi lebih bervariasi dan kaya dekorasi. Hampir semua topi itu dalam bentuk kerucut atau kubah dan biasanya memiliki bulu pemangkasan atau merayap.


http://ardisfamily.files.wordpress.com/2009/04/ngamen-russia-12.jpghttp://ardisfamily.files.wordpress.com/2009/04/ngamen-22.jpg


Busana Pengantin Bangsa Rusia
Wedding 'Old Rus dibuat dengan penuh warna (berwarna-warni), merah menjadi warna pernikahan utama. Putih dianggap warna kesucian dan tidak digunakan dalam perayaan. Di banyak daerah gaun pengantin memiliki dua macam gaun, yang pertama dikenakan untuk acara sebelum layanan pernikahan dan yang lainnya dikenakan s


Makna Simbol dalam Bangsa Rusia
Bordir rakyat tradisional menyajikan contoh yang indah menggunakan ornamen simbolik. Handuk dihiasi bordir, begitu juga dengan valances pernikahan, kain meja, tirai, kemeja meriah, sarafans kanvas putih, pakaian luar cahaya, headgears dan kerchiefs. Ada asumsi bahwa bordir digunakan untuk melindungi bagian-bagian dari kostum, dimana kekuatan jahat tersebut mencapai tubuh seseorang, seperti nenek moyang mereka percaya. Oleh karena itu, makna utama dari bordir adalah pelindung.  Kerah, manset, keliman dan neckbands disuplai dengan pola hias keselamatan. Kain itu sendiri dianggap tak bisa ditembus oleh roh jahat, karena item banyak disertakan dengan ornamen sihir yang digunakan dalam produksi. Dengan demikian sangat penting untuk melindungi tempat-tempat, di mana kain terpesona kostum itu berbatasan pada tubuh terbuka.

2.                  Busana Khas Pulau Sumatera Utara Beserta Asessorisnya
Di pulau Sumatera Utara terkenal dengan suku Batak. Kehidupan masyarakat suku bangsa Batak, tidak terlepas dari penggunaan kain ulos, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai upacara adat. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan,
Secara harfiah, ulos berarti selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin. Menurut kepercayaan leluhur suku Batak ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya” ( pendidikan,2010:1) Sebelum orang Batak (Toba, Karo, Simalungun) mengenal tekstil buatan luar, ulos (disebut Uis oleh suku bangsa Batak Karo ) adalah pakaian sehari-hari.
Bila dipakai oleh laki-laki bagian atasnya disebut ande-hande, sedangkan bagian bawahnya disebut singkot. Sebagai penutup kepala disebut tali-tali, bulang-bulang, sabe-sabe atau detar. Namun tidak semua ulos dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, sadum, ragi hotang, ragidup, dan runjat, hanya dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu. Dalam keseharian, laki-laki Batak menggunakan sarung tenun bermotif kotak-kotak (terkadang diganti dengan ulos yang disebut singkot), tali-tali (tutup kepala) serta baju berbentuk kemeja kurung berwarna hitam, tanpa alas kaki.
Bila ulos dipakai oleh perempuan, bagian bawah disebut haen, dipakai hingga batas dada. Untuk penutup punggung disebut hoba-hoba, dan bila dipakai berupa selendang disebut ampe-ampe. Untuk tutup kepala disebut saong. Apabila seorang wanita sedang menggendong anak disebut parompa. Dalam keseharian perempuan Batak aslinya memakai kain blacu hitam (dapat diganti dengan ulos disebut haen ) dengan dan baju kurung panjang yang umumnya berwarna hitam, serta tutup kepala yang disebut saong. Saat ini kain blacu hitam selain diganti dengan ulos, juga telah diganti dengan sarung tenunan bercorak kotak-kotak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpJH9fZ3QJWJdfiHdmqtXe25u76u3otmOuxypI7dzsEMOgchC07_2QiJzUkmPKbZ3QAz6GjUY4dXQxJK3coO-wTRuKB19Ff_RtyOroXNLVX03dOjHAVnIPzcPBM0r3kKhZaX2myRlldWj1/s1600/baju2.jpg
Gambar. Pakaian Sumatera Utara
Ada tiga suku pada provinsi Sumatera Utara, yaitu Ada perbedaan dalam pemakaian Ulos pada suku-suku Batak, misalnya pada suku Batak Simalungun biasanya mengenakan kain ulos bulang dengan motif gatip dan untuk sehari-hari mereka memakai Ulos jobit dan penutup kepalanya Ulos suri-suri.
a.         Batak karo
Pada suku Batak Toba mereka mengenakan Ulos mangiring sebagai penutup kepala dan mengenakan selempang Ulos ragihotang dilengkapi dengan sarung. Sementara pada suku Batak Fak fak dan Dairi, Ulos yang dikenakan didominasi oleh warna hitam. Sedangkan pada mempelai pria Batak, biasanya mengenakan Ulos ragi pane. Untuk pengantin Batak Karo, mereka mengenakan baju tertutup berlengan panjang yang dipadukan dengan sarung sungkit yang dililit dengan kain Ulos. Untuk busana umumnya mengenakan kain Ulos sedum dan dipadukan dengan Ulos ragi hotang.

pakaian adat ulos sumatera utara pakaian tradisional ulos sumatra utara sumut 200x300 Pakaian Adat Tradisional Indonesia
Gambar. Pakaian Batak Karo

b.             Batak Toba
Baju adat batak toba tentu saja adalah ulos. Ulos dipergunakan di semua acara adat, meskipun untuk pemakaiannya tiap ulos memiliki aturannya sendiri. Ulos itu dapat dipadukan dengan pakaian modern, misalnya jas atau dipadukan dengan kebaya. Sebagai baju adat batak toba, ulos juga dapat dikombinasikan dengan sortali. Sortali itu sendiri adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota. Biasanya dibuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kani merah. Sortali ini digunakan pada pesta-pesta besar. Sortali digunakan laki-laki dan perempuan. Akan tetapi sama seperti ulos, penggunaan sortali tidak sembarangan dan memiliki aturan sendiri.
Ulos itu sendiri sebenarnya tidak hanya berupa kain tenun, tapi dapat juga berupa tanah (ulos na so ra buruk), uang (ulos tonunan sadari atau berupa makanan dan doa restu. Sebagai baju adat batak toba, maka ulos yang berupa kain tenun (ulos herbang) terdiri dari paling tidak 24 jenis.
 http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT8LcxnU0m2Cy-6drUqfxrvpcSRKJeCc_mYD9CfF__tnRDI8kA0       
Gambar. Ulos Sumatera Utara
                                                                                                                            
http://3.bp.blogspot.com/-JkyocsAXA2U/TfPMeSYnNsI/AAAAAAAABrs/pVbxl7HVrwM/s320/Matrimonium+Sacramentum-Cimahi+14+Mei+2011_Febri+%2526+Kim+%25287%2529.JPG
Gambar. Pakaian Batak Toba
c.              Batak Simalungun
Sementara untuk pengantin suku Batak Simalungun, mengenakan penutup  kepala berbentuk tudung dengan motif Ulos suri-suri. Sedangkan pada suku Batak Mandailing menggunkan baju kurung hitam dengan sulaman yang disebut godang yang dihiasi dengan selendang yang disilangkan di bagian dada hingga ke punggung dan pada bagian bawah mengenakan kain songket. Tentu tidak semua Ulos dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Ulos jugia, sadum, ragi hotang, ragidup, dan runjat, hanya dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqdmY7YSzErOR6IZJI5wkOdJmx-xw6VwWXiLUe1fcgUkO9Z0cJ5kkmZCnXSsv6ZDjfwQGHy4esPzqiclw9Rw3fQltN47itrgLtOw09wN0pfipy91r-3mQJzPwn6-fxlPixc-V2d_28tKR7/s1600/Adat+Batak+Karo.jpg
Pada upacara secara umum wanita Batak menggunakan ulos sebagai penghias bahu/selendang, penutup kepala dan juga sebagai penutup dada, dan dilengkapi dengan sarung suji. Khusus pada perempuan suku bangsa Batak , Karo dan Simalungun menggunakan ulos yang berbentuk tudung sebagai pelindung panasnya matahari. Kain ulos yang dipakai orang-orang Batak pada upacara-upacara adat, umumnya diselempangkan di pinggangnya atau juga sebagai selendang. Pada perempuan suku Batak, sebagai penutup tubuh mereka mengenakan selendang, penutup kepala dan dada, serta sarung. Busana yang dikenakan lebih istimewa bila seorang perempuan menjadi pengantin.
d.      Pakaian tarian suku Batak

http://www.azamku.com/wp-content/uploads/2011/12/Tari-Tor-Tor-Sumatera-Utara.jpg
Gambar. Tarian Batak
Tarian seperti gambar disamping kiri ini adalah Tari Piso Surit yang berasal Batak Karo. Tari pergaulan ini biasa ditarikan oleh empat sampai enam penari secara berpasang-pasangan. Tari ini umumnya ditarikan pada waktu pesta-pesta lainnya. Selain itu, pada upacara penyambutan tamu-tamu agung, tarian ini sering pula ditampilkan. Sesuai dengan nama tarian ini, yaitu tarian pergaulan, gerakan-gerakan yang dibawakan saat membawakan tarian ini harus lincah dan
dinamis serta penuh dengan kegembiraan.
             Pakaian yang dibawakan oleh kedua penari ini adalah juga pakaian adat dari daerah Batak Karo. Pakaian wanitanya terdiri dari Baju berlengan panjang dan berleher tinggi. Kain yang dililitkan dari pinggang sampai ujung kaki adalah kain ulos. Perhiasan yang dipakai penari wanita, terdapat pada bagian penutup kepala, sebuah kalung yang tergantung dileher serta sepasang anting-anting ditelinga. Pakaian yang dikenakan penari pria adalah baju putih berlengan panjang serta selendang tenunan khas Batak Karo. Penutup kepala dan kalung yang dipakai penuh dihiasi dengan warna kuning keemas-emasan.




















Daftar Rujukan
Siskawati, Hana. 2010. Penerapan Warna Kontras pada Paduan Rok dan Ponco sebagai Busana Pesta. Skripsi Universitas Negeri Malang. Malang.
Bryka. 2011. Kedudukan Pakaian, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/pakaian, diakses 13 Maret 2012).

Goland.2010. Kebudayaan Batak, (Online),(http: //id.lapotuak2.org/pakaian, diakses 27 Januari 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar